BBM VS Tomcat
Kisruh penolakan upaya kenaikan harga BBM telah terjadi di mana-mana. Mahasiswa dan buruh melakukan demosntrasi guna menolak itu. Bahkan buruhpun mengancam akan menutup Bandara Soekarno-Hatta bila pada tanggal 1 April nanti BBM benar-benar dinaikkan. Kaum buruh merasa merekalah yang akan sangat terkena dari dampak kenaikan itu. Tapi, hingga hari ini tampaknya para petinggi ataupun pengambil kebijakan belum juga bergeming. Mereka masih tetap teguh dengan pendiriannya.Sebagai bagian dari bangsa ini, buruh adalah golongan yang paling merasakan akibat buruk dari kebijakan kenaikan harga BBM. Tentu pemerintah tahu berapa upah yang dibayarakan untuk buruh. Padahal sudah barang tentu kenaikan BBM akan berdampak ke segala aspek kehidupan. Kenaikan harga BBM akan menyebabkan naiknya biaya transportasi, sewa kamar/rumah/kontrakan, dan sandang. Artinya, dengan kenaikan BBM ini seharusnya diiringi dengan kenaikan upah yang signifikan bukan sekadar 10 atau 20 %.
Tapi, apalah artinya demonstrasi yang dilakukan oleh kaum marjinal. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa yang konon adalah agen perubahan saja tidak memberikan pengaruh apapun juga. padahal, hampir semua mahasiswa di Indonesiapun telah melakukan upaya penolakan kenaikan BBM itu. Baku hantam antar mereka dengan polisi pun sudah terjadi.
Dari cerita BBM ke cerita Tomcat, si serangga yang sedang bertamu ke wilayah Jawa Timur. Kalau tak salah sejak kemarin mereka sudah tiba di Jawa Barat. Gatal, perih, dan luka bakar yang disebabkan cairannya telah banyak menimpa orang-orang di wilayah itu. Entahlah, apakah Tomcat akan berkunjung ke Jakarta atau tidak kita semua belum tahu. Yang jelas kehadirannya sedikit banyak telah mampu mengalihkan perhatian masyarakat dari isu kenaikan BBM ke Tomcat yang ganas.
Intinya demikian, Tomcat menyebabkan kulit terluka bakar karena cairannya, sementara upaya menaikkan BBM menyebabkan manusia terbakar amarah. Sama-sama cairan yang membuat "gila"!
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus