Apa Jadinya?
Saya ini mungkin memang melankolik. Saya terlalu sering mengharapkan sesuatu itu terjadi seperti apa yang saya inginkan dan saya harapkan. Seolah dunia ini standarnya adalah yang baik saja. Saya menjadi sedih ketika apa yang saya harapkan tentang sesuatu itu tidak berjalan seperti yang seharusnya.Sebagai pendidik saya sering menilai banyak orang, mulai dari murid sampai orang-orang yang ada di sekeliling saya. Jengkel sekali rasanya saat melihat aksi-aksi egois mereka. Ketika sebagian besar orang cuma memikirkan kenyamanan dan kepentingannya saja. Saya bingung ke mana mereka simpan nurani mereka? Ke mana mereka arahkan perasaan mereka?
Bisa dibayangkan apa jadinya bangsa ini jika pendidik yang sudah seharusnya tidak boleh egois tapi justru malah egois akut. Apa jadinya siswa didik? Jika pendidiknya saja tidak ada kepedulian? Tentu siswa akan mempunyai sikap yang tidak berbeda jauh dengan apa yang mereka temui sehari-hari. Ini bahaya sekali. Ketika egois menjadi bagian yang erat dengan sikap pendidik. Jujur saja, saya sangat takut melihat kenyataan ini
Banyak hal kecil yang mungkin luput dari perhatian pendidik tentang sikap egois mereka. Ketika pendidik tidak peduli, ketika pendidik egois. Mana mungkin pantas pendidik menjadi panutan bagi siswa-siswanya.
Saya cuma bisa menyerukan, ayolah mulai berupaya untuk mengubah pola sikap dan pola pikir kita. Sebab dengan demikian sedikit demi sedikit akan terjadi perubahan dalam diri dengan niscaya. Tabik!












